Monday, May 15, 2017

Danau Toba Dan Pulau Samosir

Danau Toba adalah sebuah danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik gunung berapi, yaitu Gunung Toba yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Letusan Gunung Toba diperkirakan terjadi sekitar 73.000 sampai 75.000 tahun yang lalu.

 Letusan Besar Vulkanik Gunung Toba

Karena letusan Gunung Toba yang sangat besar beberapa peniliti mancanegara melakukan penelitian mengenai penyebab yang mengakibatkan Danau Toba terbentuk. Diperkirakan letusan Gunung Toba merupakan salah satu letusan terdahsyat yang pernah ada karena total material yang dikeluarkan mencapai  2.800 km3 – 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama. Hal ini menyebabkan terbentuknya kaldera besar yang terisi air yang sekarang dikenal dengan Danau Toba dan tekanan keatas oleh magma yang belum keluar menyebabkan terbentuknya sebuah pulau di tengah danau yang dikenal sebagai Pulau Samosir.

 Danau Toba

Danau ini mempunyai ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer sehingga danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, karena hal inilah danau ini sudah terkenal hingga ke mancanegara. Selain hal tersebut danau ini terkenal akan keindahan yang dimilikinya sehingga sampai saat ini banyak wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba maupun ke Pulau Samosir.

 Pulau Samosir 

Banyak beberapa cerita rakyat yang menceritakan terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir, salah satunya seperti berikut ini: Alkisah terdapat seorang pemuda yang bernama Toba dan aktivitas sehari-hari yang dilakukan Toba adalah memancing. Suatu hari Toba pergi memancing ikan di aliran sungai, sudah seharian Toba memancing namun dia tidak mendapatkan seekor ikanpun. Dengan rasa putus asa karena matahari sudah mau terbenam Toba mencampakkan kailnya ke air yang paling dalam, tiba-tiba dia tersentak karena kailnya mendapatkan seekor ikan emas yang sangat besar. Dengan rasa bahagia diapun mengangkat ikan tersebut dan beranjak hendak pulang.
Tetapi Toba tersentak kaget mendengar suara merdu dari ikan emas tersebut “Jangan bawa aku ke rumahmu untuk kau masak, tetapi taruhlah aku di dalam sebuah gubuk kecil di ladang, dan datanglah kesana setelah tiga hari”. Toba kaget melihat ikan itu bisa berbicara, dan diapun menuruti perkataan ikan emas tersebut.
Setelah tiga hari Toba menunggu, diapun pergi ke gubuk tersebut. Toba tersentak kaget karena dia bukan menemukan seekor ikan emas di dalam gubuk tersebut, melainkan dia menemukan seorang gadis yang sangat cantik dengan rambut panjang bagaikan bidadari yang turun dari langit ke tujuh. Dengan perasaan kaget dan kagum akan kecantikan gadis tersebut Toba bertanya kepada gadis itu “Siapa gerangan kamu dan mengapa ada disini ? “, gadis itu menjawab dengan lembut “aku bernama Nauli, Putri penguasa di dalam air. Aku diperintahkan oleh Dewata untuk manusia”.
Sebagai seorang pemuda Toba merayu gadis tersebut untuk mau menjadi pendamping hidupnya. Gadis itu berkata “Aku mau menjadi pendamping hidupmu tetapi dengan satu syarat akan sebuah perjanjian. Hal apapun yang terjadi nanti di rumah tangga kita, kamu tidak boleh mengatakan bahwa aku adalah jelmaan dari seekor ikan dan apabila kamu mengingkari janji tersebut, aku akan kembali berwujud menjadi seekor ikan dan hidup kembali di dalam air”. Toba setuju dengan perjanjian tersebut dan merekapun mendirikan sebuah rumah tangga.
Untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka bertani. Mereka hidup rukun dan damai. Setelah beberapa lama mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Samosir. Di suatu hari ketika anak mereka Samosir menghantarkan makanan ke ladang untuk bapaknya, Samosir terjatuh dan makanan tersebut menjadi kotor dan bercampur debu. Samosir mengumpulkan makanan tesebut dan terus membawanya kepada ayahnya. Setelah sampai diladang Samosir memanggil ayahnya untuk makan, tetapi dia takut untuk menceritakan apa yang dialaminya saat membawa makanan tersebut.
Ketika Ayahnya membuka makanan tersebut, dia kaget dan betul-betul marah melihat makanannya kotor dan bercampur debu. Diapun marah dan berkata kepada Samosir “dasar anak seekor ikan, bawa makanan saja tidak becus “, Samosir menangis mendengar amarah ayahnya dan langsung pulang ke rumah dan menceritakan hal ini kepada ibunya. Nauli merasa sedih mendengar laporan anaknya Samosir, diapun ikut menangis. Nauli merasa bahwa suaminya Toba telah mengingkari janjinya.Dengan rasa sedih Nauli memeluk anaknya Samosir dan mengakui bahwa dia memang jelmaan dari seekor ikan.
Nauli menyuruh anaknya Samosir untuk pergi ke daratan yang paling tinggi, dan mengatakan kepada Samosir bahwa akibat dari janji yang telah di ingkari oleh ayahnya maka Nauli akan kembali berwujud menjadi seekor ikan. Setelah Samosir berada tepat didaratan yang paling tinggi, Nauli berdoa kepada sang pencipta untuk mengembalikan wujudnya seperti semula. Setelah hal tersebut hujanpun turun sangat deras dan berlangsung sangat lama. Airpun meluap dan menenggelamkan tempat tinggal mereka menjadi danau yang sangat besar. Nauli pun berubah wujud kembali menjadi seekor ikan. Akibat hal teresebut air yang menenggelamkan desa mereka menjadi sebuah danau. Danau itu dikenal dengan nama Danau Toba dan dataran tinggi tempat Samosir berada adalah Pulau Samosir.

Pemandangan Malam Hari di Pulau Samosir
 
 Penginapan di Pulau Samosir 
Untuk mencapai Pulau Samosir  pengunjung dapat memalui daratan utama di Danau Toba, disana terdapat akomodasi yang tersedia di kota Parapat. Parapat merupakan kota kecil semenanjung berbatu yang menjorok ke danau. Dalam perjalanan ke Parapat dari kota bukit Berastagi pengunjung akan mendapatkan beberapa pemandangan sebagaimana danau ini mulai terlihat dan jalan turun gunung dekat dengan garis pantai. Di Parapat,tinggal orang Batak Toba dan Batak Simalungun yang dikenal sebagai orang yang bahagia dan santai, terkenal dengan lagu-lagu hidup dan sentimental mereka. Meskipun mayoritas telah memeluk agama Kristen, kepercayaan dan tradisi kuno masih bertahan.






Transportasi Danau Toba 

Pengunjung dapat menentukan pilihan yang lebih nyaman untuk menikmati berwisata di Danau Toba dan Pulau Samosir, yaitu dengan tinggal di Pulau besar Samosir di tengah danau. Disini pengunjung dapat melihat rumah asli masyarakat Batak Toba. Pulau ini memiliki banyak jejak kisah masa lampau yang di dalamnya terdapat kuburan batu dan desa-desa tradisional, seperti di Ambarita yang memiliki halaman dengan furnitur batu di mana di hari tua narapidana diadili dan dipenggal. Atau berkunjung ke Simanindo dimana pengunjung akan menikmati musik dan tarian ritual tradisional Batak. Di sinilah para pengunjung akan dibawa untuk menemukan budaya Toba yang unik dan kuno.
Di Tomok pengunjung dapat menemukan kenang-kenangan dan kerajinan batak, membeli tenunan tangan khas syal merah dan hitam yang disebut ulos yang masih digunakan hingga saat ini, kalender batak dari rotan, ukiran kayu dan lain-lain. Pulau Samosir dapat diakses dengan menggunakan kapal feri reguler dari Parapat. Selain dengan kapal feri tersedia perahu yang berlalu lalang di sekitar pulau secara teratur. Dan jika Anda ingin lebih memahami budaya batak berkunjung ke Museum Batak di Balige, lebih jauh ke selatan di sisi daratan pantai terdapat banyak hotel dan akomodasi yang lebih kecil di sekitar danau terutama di Parapat dan Tuktuk di Pulau Samosir.

No comments: